UJI AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA RAMUAN JAMU DAUN ILER, DAUN MENIRAN, DAUN SEMBUNG, DAN DAUN KUMIS KUCING PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR DENGAN INDUKSI ALOKSAN

UJI AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA RAMUAN JAMU DAUN ILER, DAUN MENIRAN, DAUN SEMBUNG, DAN DAUN KUMIS KUCING PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR DENGAN INDUKSI ALOKSAN

  • Nunung Nurhayati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia
Keywords: PlPlectranthus scutellarioides L, Phyllanthus niruri L, Blumea balsamifera L, Orthosiphon aristatus B, Antihiperglikemia

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia serta terjadi perubahan progesif terhadap struktur sel beta pankreas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes ramuan jamu daun iler (Plectranthus scutellarioides (L.) R.BR.), daun meniran (Phyllanthus niruri L.), daun sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.), dan daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus (B.) Miq.), terhadap tikus putih galur wistar jantan yang diinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I (kelompok normal), kelompok II (kontrol negatif), kelompok III (kontrol positif) diberi glibenklamid dosis 0,49 mg/kgBB, kelompok IV, kelompok V, kelompok VI (kelompok uji) diberi dosis ramuan jamu 190 mg/200gBB, 380 mg/200gBB dan 570 mg/200gBB. Hewan uji diinduksi aloksan monohidrat dan pemberian pakan minum standar selama perlakuan. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke 16 dan ke 31, untuk menghitung kadar menggunakan spektrofotometer klinikal. Data dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah hasil menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0,05), kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey. Dapat disimpulkan bahwa sediaan uji ramuan jamu pada dosis 570 mg/200gBB dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 60,1975% setara dengan glibenklamid dosis 0,49 mg/kgBB dengan presentase sebesar 63,1650%.

References

[1].Riskesdas. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
[2].Sukandar DS, Hermanto E, Rizki A. 2015. Penapisan Bioaktivitas Tanaman Pangan Fungsional Masyarakat Jawa Barat dan Banten. Cinta Buku Media. Jakarta. Hlm. 49.
[3]. Dewoto HR. 2007. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi Fitofarmaka. Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
[4].Mardisiswojo S, Harsono RM. 1987. Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang II. Balai Pustaka. Jakarta.
[5].Haryanto S. 2012. Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia. Palmall. Yogyakarta.
[6].Departemen Kesehatan RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I. Departemen Kesehatan. Jakarta. Hlm 169, 174.
[7].Marjoni R. 2016. Dasar-Dasar Fitokimia untuk Diploma III Farmasi. Trans Indo Media. Jakarta. Hlm. 5, 21.
[8].Hanani E. 2015. Analisis Fitokimia. EGC. Jakarta. Hlm. 10-11, 70-71, 83, 103, 149, 202.
[9].Departemen Kesehatan RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.
[10].Departemen Kesehatan RI. 2000. Buku Panduan Teknologi Ekstrak. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.
[11]Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Hlm.10-15.
[12].Hartono T, Murdiningsih H, H.R. Yuliani. 2017. Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Pembuatan Biobriket. Prosiding Seminar Hasil Penelitian (SNP2M) 2017 (pp. 11-14)
[13].Szkudelski T. 2001. The Mechanism of Alloxan And Streptozotocin Action in β cell of Rat Pankreas. Physiological Research. Vol 50. Hlm. 536-546.
[14].Vogel HG. 2008. Drug Discovery and Evalution Pharmacological. Springer.New York. Hlm.1674.
[15].Priyanto. 2009. Farmakoterapi & Terminologi Medis. Jakarta: LESKONFI. Hlm. 165.
[16].Priyanto D. 2009. Mandiri Belajar SPSS (Statistic Product and Service Solution) untuk Analisis Data dan Uji Statistik Bagi Mahasiswa dan Umum. Cetakan ketiga. Yogyakarta: MediaKom.
[17].Manoi F. 2006. Pengaruh Cara Pengeringan terhadap Mutu Simplisia Sambiloto. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Dalam: Jurnal Bul.Littro. XVII(1). Hlm. 1-5.
[18].Departemen KesehatanRepublik Indonesia. 2009. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 261/MENKES/SK/IV/2009 tentang Farmakope Herbal Indonesia, Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
[19].Saifudin A, Rahayu V dan Teruna H.Y. 2011. Standardisasi Bahan Obat Alam. Graha Ilmu. Yogykarta. Hlm. 4, 7. 55-56, 69.
[20].Soeryoko, Hery. 2011. 25 Tanaman Obat Ampuh Penakluk Diabetes Mellitus. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
[21].Zuraida, Sulistiyani, Sajuthi D, Suparto IH. 2017. Fenol, Flavonoid, dan Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Kulit Batang Pulai (Alstonia scholaris R.Br). Dalam: Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 35(3). Hlm. 211-219.
[22].Susilawati, et al. 2016. Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanaol Daun Iler (Plectranthus scutellarioides (L.) R.Br.) pada Tikus Putih Galur Wistar dengan Metode Induksi Aloksan. Dalam: Jurnal Farmaka. Vol: 14 (2).
[23].Kumalasari E, Sulistiyani N. 2011. Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Batang Binahong (Anredera cordifolia (Terore) Steen) terhadap Candida albicans serta Skrining Fitokimia. Dalam: Jurnal Ilmiah Kefarmasian. 1(2). Hlm. 51-62.
[24].Dornald WA. 2002. Kamus Kedokteran Dornald. Terjemahan Huriawati Hartanto. Edisi pertama. EGC. Jakarta. Hlm. 1815
[25].Selvina M, EfendyN. T, and MulyaniS. 2017. Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Boroco Merah Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Hiperkolesterolemia-Diabetes. Dalam: Farmakologika Jurnal Farmasi. XIV(2). Hlm. 129–137
[26].Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. EGC. Jakarta. Hlm. 41.
Published
2023-02-06
How to Cite
Nurhayati, N. (2023). UJI AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA RAMUAN JAMU DAUN ILER, DAUN MENIRAN, DAUN SEMBUNG, DAN DAUN KUMIS KUCING PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR DENGAN INDUKSI ALOKSAN. Jurnal Ayurveda Medistra, 4(2). https://doi.org/https://doi.org/10.51690/medistra-jurnal123.v4i2.65